Fadli Zon mengklaim progres sudah tembus 80–90 persen, tapi publik masih menunggu transparansi dan uji legitimasi narasi sejarah nasional baru itu.
KOSONGSATU.ID—Proyek besar penulisan ulang sejarah Indonesia yang digagas Menteri Kebudayaan Fadli Zon kini memasuki fase paling krusial: tahap akhir penyusunan dan uji publik.
Namun, di tengah klaim kemajuan hingga 90 persen, muncul pertanyaan baru: apakah buku sejarah nasional baru ini sudah siap diuji publik secara terbuka, atau justru masih menyisakan bab-bab yang belum selesai diperdebatkan?
Per 24 Juni 2025, Fadli Zon menyebut progres proyek ini mencapai sekitar 70 persen. Namun, sebulan kemudian, pada 25 Juli 2025, ia mengoreksi sendiri dengan angka yang lebih tinggi, yakni 80–90 persen.
Ia juga membeberkan bahwa proyek ini akan diterbitkan dalam 10 jilid setebal total 5.500 halaman, dengan melibatkan 112 sejarawan dari berbagai lembaga dan universitas di Indonesia.
“Buku ini 10 jilid, dan tidak ada intervensi dari pemerintah. Semua murni kerja tim sejarawan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari detiknews (25/7).
Fadli menargetkan peluncuran hasil penulisan ulang ini pada Oktober–November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Saat ini, proyek sudah memasuki tahap reading dan seminar publik di sejumlah universitas.
Ia mengklaim Kementerian Kebudayaan tidak akan mengubah isi buku. “Kemenbud menyerahkan sepenuhnya kepada sejarawan,” katanya, dikutip dari wartajatim.co.id (25/7)
Namun, sejumlah akademisi menilai proyek ini masih menyimpan tanda tanya besar: sejauh mana transparansi publik dijamin? Bagaimana mekanisme revisi dilakukan? Dan apakah seluruh narasi yang disusun betul-betul mencerminkan keberagaman perspektif sejarah bangsa — bukan sekadar hasil kompromi administratif?
Meski begitu, jika peluncuran sesuai jadwal, publik akan segera menyaksikan hasil proyek ambisius yang digadang sebagai “penyusunan sejarah nasional paling besar sejak era Nugroho Notosusanto.”***




Tinggalkan Balasan