Tak hanya laki-laki, sejarah mencatat setidaknya ada 11 perempuan luar biasa yang ikut mewarnai Kongres Pemuda II tahun 1928—mereka berpidato, bernyanyi, hingga menginspirasi lahirnya gerakan perempuan Indonesia.

KOSONGSATU.ID — Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 bukan hanya hasil kerja para pemuda laki-laki. Di balik gegap gempita kongres itu, ada para perempuan tangguh yang ikut berdiri di barisan depan perjuangan — menyuarakan kemerdekaan, pendidikan, dan kesetaraan.

1. Emma Poeradiredja

Perempuan asal Cirebon ini menjadi Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond. Dalam Kongres Pemuda II, Emma berpidato lantang agar perempuan tak hanya bicara, tapi juga bertindak nyata dalam pergerakan nasional. Sepanjang hidupnya, ia aktif memperjuangkan kemerdekaan dan kesetaraan perempuan.

2. Siti Soendari

Adik bungsu Dr. Soetomo ini menegaskan pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air kepada perempuan sejak kecil. Ia berpidato dalam bahasa Belanda—yang kemudian diterjemahkan oleh Muhammad Yamin—tentang perlunya mendidik perempuan agar mampu berperan aktif dalam perjuangan bangsa.

3. Poernomowoelan

Guru dari Taman Siswa ini menjadi pembicara pertama di Kongres Pemuda II. Ia menekankan bahwa mencerdaskan bangsa harus disertai dengan pendidikan yang tertib dan disiplin, baik di sekolah maupun di rumah. W.R. Supratman mencatatnya sebagai sosok yang membangkitkan semangat peserta kongres lewat pidato penuh makna.

4. Theodora Athia Salim (Dolly Salim)

Putri H. Agus Salim ini dikenal sebagai penyanyi pertama lagu Indonesia Raya. Setelah W.R. Supratman memainkan lagu itu dengan biola, Dolly menyanyikannya—dengan mengganti kata “merdeka” menjadi “mulia” karena kongres diawasi polisi Belanda.

5. Saridjah Niung (Ibu Soed)

Musisi dan guru musik ini hadir dan memainkan biola mengiringi Indonesia Raya bersama Supratman. Ibu Soed kemudian dikenal luas sebagai pencipta lagu-lagu anak dan lagu perjuangan yang abadi.

6. Johanna Masdani Tumbuan

Saat Kongres Pemuda II, Johanna baru berusia 18 tahun. Wakil dari Jong Minahasa ini menjadi salah satu perempuan pengucap Sumpah Pemuda. Ia kemudian menggagas ide Kongres Perempuan Indonesia pada Desember 1928, yang menandai babak baru kebangkitan kaum perempuan.

7. Dien Pantouw

Istri Sunario Sastrowardoyo ini pertama kali bertemu suaminya di Kongres Pemuda II. Pertemuan itu berlanjut menjadi kisah cinta dan kolaborasi perjuangan yang turut memperkaya sejarah nasional.

8. Suyatin Kartowijono

Meski versi sejarah berbeda—ada yang menyebut hadir langsung, ada yang tidak—Suyatin tetap diakui sebagai bagian penting peristiwa itu. Ia kemudian jadi tokoh utama Kongres Perempuan Indonesia 1928 yang menegaskan hak dan suara kaum perempuan dalam kebangsaan.

9. Suwarni Pringgodigdo

Aktif di Jong Java dan Pemuda Indonesia, Suwarni kelak mendirikan gerakan Istri Sedar. Setelah Indonesia merdeka, ia dipercaya menjadi anggota DPR, memperjuangkan isu perempuan di parlemen.

10. Lena Mokoginta

Perempuan asal Mongondow ini tergabung dalam Jong Celebes dan ikut mengukir sejarah di Kongres Pemuda II. Di kemudian hari, Lena menikah dengan Raden Said Soekanto, Kapolri pertama Indonesia.