Ada satu gagasan yang lahir dari rahim pergulatan panjang seorang intelektual Muslim Iran, Ali Shariati. Ia menamainya insan kamil mukamil.


KOSONGSATU.ID — Bagi Shariati, manusia tidak cukup hanya menjadi sempurna untuk dirinya sendiri. Kesempurnaan sejati adalah ketika ia juga menjadi penyempurna bagi sesamanya.

“Manusia bertanggung jawab memberi makna pada sejarah. Ia harus mencipta, membangun, dan berjuang—bukan hanya untuk menyelamatkan dirinya, tetapi juga untuk membebaskan orang lain,” tegas Shariati, dalam kuliah bertema Man and Islam, di Hosseiniyeh Ershad, Teheran, awal 1970-an.

Gagasan ini lahir dari kritik Shariati terhadap kecenderungan spiritualitas yang berhenti di ruang doa. Dalam tradisi sufi, insan kamil dikenal sebagai manusia paripurna—cermin Tuhan di dunia. Tapi, bagi Shariati, konsep itu harus dibawa turun ke bumi.

Ia menambahkan kata “mukamil untuk menegaskan bahwa manusia yang sempurna adalah manusia yang menyempurnakan orang lain, lingkungannya, bahkan sejarahnya.

“Manusia sempurna bukanlah dia yang hanya menyempurnakan dirinya sendiri, melainkan dia yang menjadi kesempurnaan bagi orang lain,” tegas Shariati dalam On the Sociology of Islam, 1979.

Ali Shariati, intelektual Iran yang mengampanyekan gagasan insan kamil mukamil. – Istimewa

Figur Insan Kamil Mukamil pada Nabi Muhammad

Bayangan ideal insan kamil mukamil, kata Shariati, dapat dilihat pada sosok Nabi Muhammad Saw. Ia tidak hanya seorang pribadi yang bersih dan suci, tetapi juga pemimpin yang membangun Madinah sebagai masyarakat adil dan egaliter.

Kesempurnaan rohani Nabi tidak membuatnya menjauh dari dunia, justru membawanya lebih dalam ke tengah pergulatan manusia.

“Dalam dirinya, spiritualitas dan perjuangan, doa dan keadilan, kesendirian dan kebersamaan, semua menemukan harmoni. Dialah Manusia Sempurna yang menyempurnakan orang lain,” tulis Shariati tentang Nabi Muhammad sebagai teladan utama insan kamil mukamil—dikutip dari rekaman kuliahnya di Hosseiniyeh Ershad, yang dikompilasi Ali Rahnema dalam Ali Shariati: A Critical Introduction, 2000.