Militer Israel mencegat 50 kapal misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla di Laut Tengah. Ratusan aktivis, termasuk Greta Thunberg, ditahan. Dunia bereaksi keras, sementara tokoh Indonesia menunggu sikap pemerintah.

KOSONGSATU.ID — Misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan ke Gaza diserang militer Israel di laut internasional, Selasa (1/10). Armada berisi 50 kapal dan lebih dari 500 aktivis dari 46 negara itu dicegat sekitar 120 mil dari pesisir Gaza.

Sedikitnya delapan kapal diserang, tiga kehilangan sambungan siaran langsung, dan 497 aktivis ditahan. Di antara mereka terdapat aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, dan anggota parlemen Afrika Selatan, Mandla Mandela.

Tokoh Muslim Indonesia Haidar Bagir mengecam tindakan Israel dan mendesak pemerintah Indonesia untuk bersuara. “Mana suara pemerintah Indonesia? Mudah-mudahan sudah ada, tapi hanya saya saja yang belum mendengarnya,” tulis Haidar di akun Facebook-nya, Ahad (5/10).

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menyerukan langkah lebih tegas. “Negara-negara yang mendukung kemerdekaan Palestina semestinya melakukan embargo ekonomi terhadap Israel. Bahkan kalau perlu memutuskan hubungan diplomatik,” katanya kepada wartawan, Sabtu (4/10).

Gelombang Protes Dunia

Serangan terhadap flotilla memicu gelombang protes di berbagai negara. Di Italia, ribuan orang turun ke jalan di Roma, Milan, Turin, hingga Genoa. Demonstran memblokir stasiun Termini dan jalur metro. Serikat buruh CGIL menyebut “agresi terhadap kapal sipil yang membawa warga Italia adalah masalah serius” dan menyerukan pemogokan nasional.

Media Italia memperkirakan sekitar 10 ribu orang berdemonstrasi di Roma, sementara buruh pelabuhan di Genoa memblokir kapal yang terindikasi berdagang dengan Israel. Aksi solidaritas juga terjadi di Brussel, Athena, Berlin, dan Buenos Aires.

Reaksi Pemerintah Dunia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengecam tindakan Israel yang disebutnya sebagai “bukti kegilaan para pemimpin genosida.”

Dari Eropa, Wakil Perdana Menteri Spanyol Yolanda Díaz menyebut penyerangan itu “kejahatan terhadap hukum internasional” dan menuntut Uni Eropa memutuskan hubungan dengan Israel. Kemenlu Spanyol memanggil duta besar Israel karena 65 warganya ikut berlayar dalam misi tersebut.

Irlandia melalui Menteri Luar Negeri Simon Harris menegaskan flotilla adalah “misi damai untuk menyoroti bencana kemanusiaan di Gaza.” Sementara Presiden Kolombia Gustavo Petro mengusir seluruh diplomat Israel dari negaranya, menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan internasional baru.”

Pernyataan serupa datang dari Brasil dan Meksiko yang menyesalkan pelanggaran terhadap hak-hak aktivis sipil. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif sama-sama mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan “pengecut terhadap kapal sipil tak bersenjata.”

Kemenlu Inggris dan Australia juga menyatakan keprihatinan dan siap memberikan bantuan konsuler kepada warganya yang ikut dalam pelayaran.

Sikap Indonesia

Kementerian Luar Negeri RI memastikan warga Indonesia yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla dalam keadaan aman.

“Saudara Husein saat ini dalam pelayaran menuju Cyprus,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam keterangan tertulis, Jumat (3/10).

Kemlu menyebut terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak internasional untuk memastikan keselamatan WNI. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi pemerintah Indonesia mengenai pencegatan brutal oleh Israel tersebut.***