Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah hadir membawa kebahagiaan. Tahun ini, 135 keluarga di berbagai daerah mendapat rumah gratis. Salah satunya Ibu Siti di Sleman, yang bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan.


KOSONGSATU.ID—Di Dusun Rajek Kidul, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tinggal Siti Maimunah (35), seorang ibu tangguh yang hidupnya berubah sejak empat tahun lalu. Saat suaminya meninggal, ia harus berjuang seorang diri membesarkan tiga putranya—mulai dari kelas 3 SMP, 4 SD, hingga 1 SD.

Untuk menyambung hidup, Siti bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan penghasilan tak menentu. Kondisi itu memaksanya tinggal bersama dua kakaknya, berbagi atap dengan delapan orang dari tiga keluarga.

“Tidak ada usaha sampingan, hanya mengandalkan pekerjaan harian,” ujarnya lirih.

Proses pembangunan hari ke-5 RSLHSFM DPD OPSHID Sleman. – OPSHID DPD Sleman

Lebih dari Sekadar Bangunan

Program Rumah Syukur Shiddiqiyyah yang digagas OPSHID sudah berjalan 24 tahun. Bukan hanya soal membangun rumah, tapi juga wujud syukur atas dua peristiwa besar: 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan, dan 18 Agustus 1945, berdirinya NKRI.

Selain itu juga untuk mensyukuri momen yang tak kalah penting: Sumpah Pemuda dan lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Program untuk rumah Bu Siti Sleman itu merupakan bagian dari 96 rumah serupa yang dibangun serentak di seluruh Indonesia dalam megaproyek gotong royong nasional dan mengusung tema Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah Fatchan Mubina (RSLHSFM).

“Program Rumah Syukur ini adalah wujud kepedulian OPSHID terhadap masyarakat Indonesia yang membutuhkan. Kami berharap program ini bermanfaat dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka,” kata Mulyono, pengurus DPP OPSHID FKYME, dikutip Rabu (24/9).

Program ini juga mendapat dukungan moral dari pemerintah. Di Jombang, misalnya, Bupati Warsubi menyebutnya sebagai semangat kemerdekaan yang nyata.

“Program ini bukan hanya membangun rumah, tetapi juga menumbuhkan rasa persatuan, kepedulian, dan gotong royong,” katanya.

Ia menambahkan, setiap tahun menjelang peringatan kemerdekaan, jemaah Shiddiqiyyah selalu menunjukkan syukur melalui aksi nyata: membangun rumah bagi yang membutuhkan.