Ribuan warga Thoriqoh Shiddiqiyyah di dalam dan luar negeri melaksanakan sujud syukur serentak, Sabtu (4/10), sebagai ungkapan syukur atas berdirinya Negara Palestina Merdeka yang diakui 142 negara.
KOSONGSATU.ID—Seluruh murid Thoriqoh Shiddiqiyyah di Indonesia maupun di berbagai negara melaksanakan doa dan sujud syukur secara serentak pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Seremoni ini dijalankan berdasarkan fatwa Sang Mursyid, Syekh Muchammad Muchtarullihik Mujtabaa Mu’ti—sebagai wujud rasa syukur atas berdirinya Negara Palestina Merdeka.
Sebagaimana diketahui, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 12 September 2025, sebanyak 142 dari 193 negara anggota resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Pengakuan itu menjadi tonggak penting perjuangan panjang rakyat Palestina di tengah kompleksitas politik global.
Tradisi Dukungan Kemanusiaan
Dukungan warga Shiddiqiyyah terhadap perjuangan rakyat Palestina telah berlangsung lama. Selain doa, mereka juga rutin menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Hingga kini, Shiddiqiyyah Indonesia tercatat tiga kali mengirimkan bantuan melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), yakni pada tahun 2015, 2023, dan 2025.
Dalam doa bersama di Pesantren Majma’al Bachroin Chubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Jombang, tahun ini, mereka menyerahkan dana kemanusiaan sebesar Rp200 juta. Sementara itu, dari sedekah spontanitas para jamaah, terkumpul tambahan Rp51 juta.
Dengan demikian, dari total akumulasi bantuan yang telah disalurkan sejak 2015, besarnya mencapai Rp701 juta.
Dana itu menjadi simbol solidaritas kemanusiaan dan pengamalan nilai cinta kasih yang diajarkan Shiddiqiyyah.
“Karena Ada Cinta”
Dalam sambutannya, Ketua Umum Dihilal Berkat Rochmat Alloh (DHIBRA), lembaga filantropi Shiddiqiyyah, Nyai Shofwatul Ummah, menegaskan bahwa bantuan tersebut adalah bentuk cinta umat Islam terhadap sesama.
“Sedekah ini akan kita salurkan ke Palestina karena ada cinta,” ujarnya, di hadapan ribuan jamaah.
“Sesungguhnya umat mukmin itu bersaudara di mana pun berada, termasuk di Palestina. Ini santunan lintas negara, lintas benua. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak bisa apa-apa,” tambahnya.

Ketua Presidium MER-C, Hadiki Habib, yang hadir dalam acara tersebut, menyampaikan rasa hormat atas kepercayaan yang diberikan kepada lembaganya. Ia menuturkan, kedekatan emosional warga Gaza terhadap masyarakat Indonesia sangat kuat.
“Warga Gaza bilang, ‘Kalian datang saja ke sini, kami merasa masih punya harapan. Kami merasa tidak sendirian,’” ujar Hadiki menirukan ungkapan relawan di Gaza.
“Selama Palestina Belum Selesai, Dunia Tak Akan Tentrem”
Dalam pesan-pesan kebaikan selepas acara sujud syukur, Syekh Muchtar menyinggung keberanian pejuang Hamas yang menghadapi kekuatan besar Israel dan sekutunya.
“Yang saya heran itu, Hamas itu kan kecil, tidak ada tandingannya dengan negara Israel apalagi di belakangnya ada Amerika, lho kok berani Hamas itu. Mungkin saja diilhami oleh firman Allah Ta’ala,” ujarnya.
Beliau menegaskan bahwa penyelesaian konflik Palestina adalah kunci perdamaian dunia.
“Suatu waktu saya pernah ditanya, kapan dunia ini tentrem? Saya jawab, kalau Palestina sudah beres, dunia tentrem, terutama Timur Tengah. Selama Palestina belum selesai, tidak akan tentrem. Selama zionis itu masih ada, dunia tidak akan tenang,” tutur beliau.
Melalui doa dan sujud syukur serentak itu, keluarga besar Thoriqoh Shiddiqiyyah berharap agar Palestina segera hidup damai dan Indonesia senantiasa diberi ketenteraman.***




Tinggalkan Balasan