Prancis menyelidiki X karena dugaan rekayasa algoritma untuk pengaruh politik. Tuduhan diarahkan pada badan hukum X dan pelaku tak dikenal. Apakah ini bentuk baru kolonialisme digital?
KOSONGSATU.ID—Dari Paris, sorotan tajam kini mengarah ke pemilik X, Elon Musk. Jaksa membuka penyelidikan atas dugaan manipulasi algoritma yang bisa memengaruhi opini publik secara sistematis.
Jaksa Laure Beccuau tak menyebut nama pelaku, tapi mengisyaratkan keterlibatan entitas hukum X dan individu dalam “pengubahan operasi” sistem serta “pencurian data” oleh kelompok terorganisir.
Langkah ini bukan ujug-ujug. Sejak Februari 2025, bagian kejahatan siber sudah mencium pola ganjil dalam algoritma X. Mereka menduga ada upaya menyesuaikan aliran informasi demi tujuan tertentu—mungkin asing, mungkin politis.
Kontribusi dari para peneliti teknologi Prancis serta lembaga publik memperkuat kecurigaan tersebut. Mereka menelusuri celah dalam sistem, retak dalam transparansi algoritmik.
Anggota Parlemen Éric Bothorel menyebut bias informasi di X terlalu kentara. “Saya percaya, itu berpihak pada pandangan politik Elon Musk,” katanya. Bagi sebagian pengamat, ini bukan sekadar urusan teknis. Ini soal siapa yang memegang kendali atas ruang publik digital.*
Tinggalkan Balasan