Mulyadi–Parinem: Lansia Tegar, Hidup di Gedek Reyot

Berbeda dengan Boidi, pasangan Mulyadi dan Parinem sudah puluhan tahun tinggal di rumah berlantai tanah dan berdinding gedek. Hidup mereka sederhana: menjual kayu bakar, meracik jamu dari rempah, hingga memetik sawo di pekarangan.

Rumah keluarga Mulyadi sebelum dibangun, tampak dari dalam dan luar. – Dok. OPSHID Bantul

Namun nasib berkata lain. Lima tahun lalu, Parinem mengalami kecelakaan yang membuatnya tak lagi bisa bekerja. Sementara Mulyadi juga sempat terpeleset saat hendak menjual sawo, hingga kini hanya bisa berjalan ngesot atau dengan tongkat kayu.

Di tengah keterbatasan itu, program RSLHSFM datang bak cahaya. Warga desa menyambut dengan antusias. Sejak peletakan Batu Syukur, gotong royong terus mengalir. Bahkan, warga setempat membuat jadwal piket sukarela untuk bergiliran membantu pembangunan rumah mereka.***