Kelompok pembela hak sipil di AS menggugat pemenang Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machado, karena dianggap mendukung Zionisme, fasisme, dan kelompok sayap kanan anti-Muslim di Eropa.

KOSONGSATU.ID — Sejumlah kelompok pembela hak sipil di Amerika Serikat menggugat pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machado, karena dianggap mendukung Zionisme dan ideologi fasis. Mereka juga menyoroti hubungan politik tokoh oposisi Venezuela itu dengan Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta kelompok sayap kanan di Eropa.

Machado, tokoh perempuan Venezuela yang dikenal vokal menentang rezim Nicolas Maduro, dinobatkan sebagai penerima Nobel Perdamaian tahun ini atas perjuangannya memperjuangkan hak-hak demokratis rakyat Venezuela dan transisi damai menuju demokrasi.

Namun, keputusan Komite Nobel menuai kecaman dari Dewan Hubungan Amerika–Islam (Council on American-Islamic Relations/CAIR).

“Seorang fanatik anti-Muslim dan pendukung fasisme Eropa tidak pantas disebut sejajar dengan Dr. Martin Luther King Jr dan penerima Nobel Perdamaian lainnya,” tulis CAIR dalam pernyataannya yang dikutip Middle East Eye, Sabtu (11/10).

CAIR menegaskan bahwa penghargaan tersebut seharusnya diberikan kepada sosok yang menunjukkan konsistensi moral dan keberanian memperjuangkan keadilan untuk semua—bukan kepada politisi yang menyerukan demokrasi di negaranya, tetapi mendukung rasisme dan kefanatikan di luar negeri.

Machado diketahui memiliki hubungan dekat dengan Partai Likud. Pada 2018, ia menulis surat kepada Netanyahu, meminta dukungan dalam menggulingkan Presiden Maduro.

Dua tahun kemudian, ia menandatangani aliansi formal antara partainya dan Likud serta menyatakan akan memindahkan kedutaan Venezuela ke Yerusalem jika berkuasa.

Dalam pernyataannya saat itu, Machado menyebut “perjuangan Venezuela adalah perjuangan Israel.” Pada Februari lalu, ia juga tampil secara virtual dalam konferensi Patriots of Europe di Madrid bersama tokoh-tokoh sayap kanan seperti Geert Wilders, Marine Le Pen, dan Viktor Orban.

Menurut laporan Reuters, acara tersebut diwarnai seruan menentang imigrasi dan ajakan “Reconquista baru,” merujuk pada penaklukan kembali wilayah Muslim di Semenanjung Iberia.

Dalam pidato penerimaan Nobel di Oslo, Machado mendedikasikan penghargaan itu kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan rakyat Venezuela.

“Saya mendedikasikan hadiah ini kepada rakyat Venezuela yang menderita dan kepada Presiden Trump atas dukungannya yang menentukan terhadap tujuan kami,” ujar Machado.***