Modal dagang Acin dan Sanih habis buat makan. Rumah reyot mereka di Bogor bertahun-tahun nyaris roboh. Setelah melalui badai cobaan itu, rumah mereka dibongkar dan diganti Rumah Syukur Layak Huni hasil gotong royong OPSHID.
KOSONGSATU.ID — Hidup Acin (68) dan istrinya Sanih (56) di Desa Tonjong, Tajur Halang, Bogor, dulu berjalan dalam serba kekurangan. Mereka tinggal di rumah reyot berdinding bilik yang bocor di sana-sini, bersama dua anak dan satu cucu yang masih kecil.
Hujan sering menetes lewat atap bolong, menggenangi lantai tanah yang becek. “Yang penting bisa tidur dan berteduh,” kata Acin lirih kepada warga sekitar.
Untuk bertahan hidup, Acin bekerja serabutan. Apa pun dikerjakan—mengangkut barang di pasar, memperbaiki genteng, atau jadi buruh harian. Dulu, ia sempat membuka warung nasi kecil di depan rumahnya, tapi usaha itu tak bisa bertahan. Modalnya habis untuk makan sehari-hari.

Kehidupan mereka berubah pada Kamis (18/9) lalu. Rumah reyot itu dibongkar untuk diganti dengan Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah Fatchan Mubina (RSLHSFM)—program sosial yang digagas Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa (OPSHID FKYME) Bogor Raya, dengan dukungan DPD OPSHID Kota Depok.
Dua hari kemudian, Sabtu (20/9), prosesi peletakan Batu Syukur dipimpin oleh Wali Talkin Depok, Ismu Zulfikar. Saat itu, Acin dan Sanih hanya bisa menatap lahan kosong bekas rumahnya dengan mata berkaca-kaca, menyaksikan pondasi baru dibangun.
Ketua DPD OPSHID Bogor Raya, Indro Hardjodikoro, memastikan seluruh biaya pembangunan ditanggung penuh organisasi.
“Tidak ada biaya untuk material, tenaga, konsumsi, maupun operasional,” kata Indro.
Ketua OPSHID Depok, Suprihadi alias Ragil, menyebut program ini merupakan pengamalan ajaran Sang Mahaguru Thoriqoh Shiddiqiyyah, Syekh Muchammad Muchtarullohil Mujtaba Mu’thi, yakni Yahdullohi ala jama’ah — berjamaah menebar kebaikan berlandaskan iman dan kemanusiaan.
Tinggalkan Balasan