Dalam Serat Ngalamating Kucing, budaya Jawa mengenal 8 jenis kucing yang sebaiknya tidak dipelihara. Konon, tiap jenis diyakini membawa sial hingga kematian bagi pemiliknya.


KOSONGSATU.ID—Kucing telah lama menjadi sahabat manusia. Tingkahnya yang lucu dan wajahnya yang menggemaskan membuat banyak orang jatuh hati.

Tapi, di balik keakraban itu, budaya Jawa menyimpan keyakinan kuno yang tak banyak diketahui: bahwa tidak semua kucing boleh dipelihara.

Mitos ini bersumber dari naskah kuno berjudul Serat Ngalamating Kucing. Dalam serat tersebut, dituliskan delapan jenis kucing yang diyakini membawa kesialan, bahkan kematian, jika dipelihara.

Apa saja jenis-jenis kucing tersebut? Berikut penjelasannya:

1. Kembang Asem

Ciri khasnya adalah bulu bercorak mirip bunga asam dan ekor yang panjang. Konon, memelihara kucing ini akan membuat pemiliknya sering kehilangan barang, bahkan orang terdekat.

2. Putra Kajetaka

Berbulu hitam dengan ekor panjang. Mitosnya, kucing ini bisa membawa kesusahan besar, bahkan menyebabkan kematian bagi pemiliknya.

3. Durjana Kapethuk

Kucing ini berwarna hitam, namun memiliki bulu belang di sekitar mulut. Dalam kepercayaan lama, jenis ini membawa nasib buruk tanpa henti.

4. Wisma Mumama

Memiliki bulu polos dan ekor panjang. Tak jauh beda dari durjana kapethuk, jenis ini disebut bisa menjerumuskan pemiliknya dalam serangkaian kemalangan.

5. Tampar Tali Wangsul

Ciri khasnya adalah bulu yang menyelimuti telinga dan wajah. Dalam mitos Jawa, kucing ini bisa membawa berbagai rintangan dan hambatan dalam hidup pemiliknya.

6. Kala Ngumbara

Punya garis lurus dari punggung hingga ekor. Bila ekornya panjang, kucing ini dianggap pembawa sial. Tapi jika ekornya tumpul, barulah ia aman untuk dipelihara.

7. Baya Ngacar

Ada garis putih dari dada hingga ekor. Kucing ini dipercaya bisa mendatangkan musibah yang berkaitan dengan air, terutama jika ekornya panjang.

8. Lintang Kemukus

Tubuhnya penuh tutul merata, dengan ekor berwarna putih. Mitos mengatakan bahwa memelihara kucing ini bisa membawa penyakit dan kesusahan.

__________

Masyarakat Jawa zaman dahulu sangat mempercayai pengaruh hewan terhadap kehidupan manusia. Serat Ngalamating Kucing adalah salah satu bukti bagaimana budaya dan keyakinan lokal membentuk cara pandang terhadap alam sekitar.

Meski kini banyak yang menganggap mitos ini hanya sebagai cerita lama, kisah ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang menarik untuk dikenang dan dipelajari.

Setidaknya, ia memberi gambaran bagaimana leluhur kita membaca tanda-tanda dari makhluk hidup di sekitar mereka—termasuk kucing.***